(Cerita 5: Oleh Aris Nurhadi)
Terik matahari menyinari padang rumput yang gersang di
siang hari. Tidak terlihat satupun kehidupan di daerah tersebut. Daerah
tersebut dipenuhi dengan tulang-belulang hewan serta tengkorak manusia. Tak
jauh dari tempat tersebut. Terlihatlah sebuah desa yang dipenuhi dengan
perkebunan elm. Buah elm adalah buah ajaib yang hanya dapat tumbuh satu tahun
sekali. Buah tersebut rasanya manis. Rasa manis tersebutlah yang berfungsi
untuk menyembuhkan segala macam kutukan sihir yang ada di dalam tubuh. Di dalam
desa tersebut, terdapat rumah-rumah kecil . suatu makhluk yang sangat
mengerikan tinggal di dalamnya. Tak berapa lama, terdengarlah bunyi peluit.
Semua makhluk mengerikan tersebut keluar dari dalam rumah mereka masing-masing.
Dengan bunyi “Guk! Guk! Guk!” mereka menghampiri tuan mereka. Seluruh orang
yang tinggal di dalam desa tersebut ternyata memelihara anjing. Mereka akan
mengadakan sebuah perlombaan besar pada alun-alun desa sore ini. Suatu
perlombaan dimana akan memperebutkan piala bergengsi. Mereka akan berlomba
memasuki hutan bayangan yang berada diseberang desa mereka. Mereka hanya
diperbolehkan menaiki anjing-anjing
mereka untuk dapat sampai pada hutan terlarang dan mengambil piala yang telah lama terpendam di dalam hutan bayangan
tersebut. Tak satupun orang yang tahu dimana piala tersebut tersembunyi. Hanya tiga orang yang berani mengikuti
perlombaan ini. Merekalah yang akan memasuki hutan bayangan. Tak lama,
perlombaan pun dimulai. Perlombaan pun dimulai dengan dilemparkannya sebuah
apel oleh kepala desa. Bergegaslah mereka menaiki anjing-anjing yang mereka
pelihara. Bagaimanakah mereka dapat menaiki anjing mereka yang kecil. Ternyata
ukuran orang-orang tersebut lebih kecil dari ukuran anjing mereka, sehingga
mereka dapat menaiki anjing-anjing mereka.
Mereka bertiga pun memasuki hutan tersebut dengan
cepat menggunakan anjing-anjing mereka. Setelah melewati daerah gersang, mereka
pun tiba di pinggir hutan. Hawa dingin pun mulai menusuk kulit mereka yang
tertutup oleh pakaian berbahan kulit yang tebal. Ada tiga jalur untuk memasuki
hutan tersebut. Sehingga mereka mengambil jalan yang berbeda satu antara yang
lain. Mereka pun memasuki hutan tersebut. Akan tetapi, seseorang diantara
konstentan merasa akan menghadapi banyak masalah di dalam hutan tersebut.
“Akh, hutan ini menyeramkan sekali. Pastilah banyak
rintangan yang akan menghadang di depan sana, aku harus keluar dari hutan ini,”
kata alex dalam hatinya sendiri.
Alex pun keluar dari hutan bayangan dan berada di
depan jalur masuk hutan terlarang. Tanpa berpikir panjang, dia berlari
menggunakan anjingnya dengan cepat. Dia berlari dengan cepat seperti dikejar
sesuatu yang menyeramkan dibelakangnya. Tetapi arah lariannya kedalam hutan melalui jalur yang diambil
oleh Gibson. Segeralah dia bisa membuntuti Gibson dari belakang tanpa diketahui
Gibson.
“Hehehe, Gibson, Gibson, selamat menikmati semua
rintangan yang ada di depan, aku akan menikmati segala jalan yang telah kamu
amankan,” senyum licik dari Alex.
Tiba-tiba ada jaring tipis yang lengket dan tidak
terlihat di depan mereka. Jaring yang akan menjerat setiap makhluk bila terkena
dan tidak akan lepas lagi. Akan tetapi Gibson dapat menyadari jaring berbahaya
tersebut. Dia menghindar kearah tepi jaring yang hamper kasat mata tersebut.
Akan tetapi, ada seekor makhluk yang mengerikan telah menunggu mereka. Dengan
sigap Gibson mengambil pedang kayunya, lalu Gibson menusuk mata hewan tersebut
dan berhasil membunuhnya. Gibson yang kelelahan akibat pertarungan yang berat
tersebut melanjutkan perjalanannya dengan tertatih-tatih.
“Akh, badanku kaku, ti..dak bi…. Bisa digerakan lagi,”
rintih Gibson.
Ternyata Gibson terkena racun dari laba-laba raksasa
tersebut.
Gibson pun terjatuh pingsan. Ternyata Alex yang telah
melihat hal tersebut segera menghampiri laba-laba besar tersebut dengan
hati-hati. Dibelahnya perut laba-laba tersebut dengan pedang kayunya. Semua
yang ada di dalam perut laba-laba tersebut keluar. Terlihatlah benda mengkilap
yang keluar dari dalam perut laba-laba tersebut. Terlihatlah ukiran cantik pada
pinggir benda emas tersebut. Ada dua ekor anjing yang sedang mengeluarkan
taring mereka yang terukir di pinggir benda tersebut. Ternyata benda tersebut
adalah piala yang selama ini dicari mereka. Alex pun segera mengambil piala
tersebut.
“Hahahaha, Gibson, Gibson. Kamu itu bodoh. Lihat saya,
tidak perlu bersusah payah, tetapi saya
mendapatkan piala tersebut. Hahahaha,” ejek Alex.
“Kurang ajar kamu, kembalikan piala itu kepadaku! Kalau
tidak kamu akan saya bunuh!” teriak Gibson dengan nada mengancam.
“Bagaimana kamu bisa membunuhku? Bergerak saja kamu
tidak bisa. Hahahaha, selamat menunggu ajalmu!” kata Alex dengan kasar.
Setelah berkata demikian Alex meninggalkan Gibson yang
tidak berdaya.
Gibson hanya bisa meratapi nasibnya. Tak lama, Gibson
mendengar langkah aneh yang datang kepadanya. Langkah yang sangat mengerikan
dan membuat setiap orang lari ketakutan bila mendengarnya. Dengan sekuat tenaga
dan di dorong dengan rasa takut, Gibson mengambil pedangnya dan bersiap untuk
menghadapi makhluk yang akan datang kepadanya. Terlihatah sesosok makhluk
kepala dua yang menaiki seekor anjing. Dalam suasana yang samar-samar di dalam
hutan, kedua kepala tersebut Nampak sangat menakutkan. Lalu dari bayangan
tersebut keluarlah Grone, peserta lomba yang ketiga sedang membawa Alex yang
telah mati akibat pedang yang menusuk perutnya. Grone mengangkat mayat Alex dengan digendong
dipundaknya. Sehingga terlihat seperti makhluk berkepala dua. Alex yang telah
mati tersebut berlumuran darah. Grone juga terlihat banyak bekas darah pada
seluruh tubuhnya sehingga Grone terlihat sangat kasar dan ganas.
“Grone, mengapa kamu membunuh Alex?” Tanya Gibson.
“Aku tidak membunuhnya!” bela Grone.
“Jangan bohong Grone, aku tahu kamu menginginkan piala
yang dia dapat sehingga kamu membunuhnya,” kata Gibson.
“Tidak, aku hanya mengikuti jalur yang kamu lewati,
akan tetapi aku melihat Alex datang kearahku dan dia terkejut melihat sosokku
yang bersembunyi dalam semak-semak. Karena reaksi terkejutnya sendiri, pedang
yang dia pegang mengenai tubuhnya sendiri,” jelas Grone kepada Gibson.
Setelah itu, Grone membawa pulang Alex dan Gibson ke
desa mereka. Bergegaslah Grone membawa Gibson ke tabib yang bisa menyembuhkan
segala macam racun. Setelah tiga hari, Gibson sekarat, tetapi tidak ada hasil
yang berarti. Grone pun tersadar dengan buah elm yang ada di desanya dan
memberikan buah ajaib tersebut kepada Gibson. Segeralah Gibson sembuh.
Cerita ini terbagi menjadi 31 cerita yang merupakan karya tangan anak-anak kelas XA SMAN 1 Pemali. Cerita ini saya buat untuk mengenang masa-masa indah bersama teman-teman di sekolah. Mudah-mudahan nanti akan saya publikasikan juga Cerpen karya anak-anak XB.
Tetap bersama baygag karena blog ini akan terus di update :)
Temukan 31 Seri cerita lengkapnya!!! klik di sini
Temukan 31 Seri cerita lengkapnya!!! klik di sini