Minggu, 07 Juli 2013

9 Tangkai Anyelir Putih

Posted by Unknown On 22.15

(Cerita 1:Oleh Prieskarinda Lestari)


Cahaya bulan itu tak seindah dan seterang seperti  biasanya. Cahayanya redup, seperti bohlam lampu yang ingin mati. Cahaya bulan itu pudar, semakin pudar. Menyisakan sedikit cahayanya. Suasana alam penuh kegelapan, penuh ketidakjelasan yang semuanya tak bisa aku pahami. Cahaya bulan itu hampir kosong, hanya tersisa setitik cahaya untuk memberikanku sebuah penjelasan yang sama sekali tak bisa kumengerti.
            Ragaku rasanya sudah tak berjiwa. Entah hilang kemana jiwaku. Aku seperti sebuah  benda yang tak bernyawa. Benda mati. Namun aku bukan benda mati ! Aku benda bernyawa ! Aku bisa hidup seperti biasanya. Aku hidup !! Iya, kutegaskan sekali lagi, aku hidup !! Tapi aku hidup seperti benda mati, namun aku juga hidup sebagai mahkluk hidup !! Aaahhh ... semuanya membuatku bingung.
            Kau tahu, jiwaku sudah kosong! Sudah tak ada apapun didalamnya. Diriku hampa ! Seperti ruang  ini, ruang bercat putih polos dengan semua perabotannya berwarna putih semua. Semuanya terasa hampa bagiku. Kau pikir ini indah? Kau pikir ini mengagumkan ? Kau salah !! Kau salah besar !! Kau salah dengan semua pikiranmu ini. Pikiranmu tak sama dengan pikiranku ! Jangan salahkan aku atas semua yang telah terjadi !! Jangan salahkan aku sepenuhnya !! Itu juga semua salahmu !! Kau harus tahu itu !!



“ Vanny.. ada apa? Apa ada sesuatu yang bisa kubantu ? “ tanya seseorang itu


Lamunanku terbuyarkan oleh seseorang itu. Siapa dia ? Rasanya aku tak kenal dia, tapi sepertinya aku ingat dengan dia. Dia seperti seseorang yang menancap kuat di ingatanku. Ah.. dia !!
            “ Vanny... Vanny... Aku bawakan sesuatu untukmu. Bunga anyelir putih kesukaanmu. Kulihat yang di vas bunga sudah mulai layu maka aku ingin menggantinya.  Kau pasti suka.” Katanya lagi
            “ Oh kau Rezta. Terimakasih. Bunganya indah. Kau tahu apa yang kusuka” kusunggingkan sebuah senyum manisku
            “ Bagaimana keadaanmu? Sudah baikan ? “ tanya ia lagi
            “ Ntahlah. Aku merasa sudah baikan. Kapan aku bisa bertemu ibuku. Aku rindu padanya”kataku sambil menghela nafas panjang
            “ Beberapa hari lagi. Temanku yang bekerja disini memberitahukanku kau bisa pulang ke rumah beberapa hari lagi hingga semuanya selesai.” Katanya

Aku hanya menggeleng tak mengerti apa yang baru saja dikatakan oleh Rezta . Hanya Rezta  dan ibulah orang yang bisa kuingat dari semua peristiwa yang telah kualami. Semua kenangan itu mengingatkanku pada kejadian yang saking perihnya tak bisa aku ingat. Neuron-neuron di otakku seperti tak mampu lagi untuk hanya sekedar mengulang kembali semuanya. Mengulang kisah lalu. Mengulang kenangan yang tak seindah aurora di kutub utara.
“Rezta,aku sekarang ada dimana? Aku tak kenal semua ini! ” tanyaku pada Rezta
            “ Vanny ku... kau berada di sebuah tempat yang bisa membantumu” katanya padaku
            “ Membantuku ? Membantuku apa? “ rasa penasaranku tiba-tiba saja muncul
            “ Membantumu menghadapi dunia. Dunia yang sebenarnya” jawabnya singkat
            “ Aku masih tak mengerti !” kataku dengan nada sedikit kesal
            “ Kau akan tahu setelah semuanya memberitahumu pada waktunya. Oh ya, sudah sore. Aku pulang dulu ya. Ibumu masih menunggu dirumah. Aku sudah letakkan bunganya di vas bunga di mejamu. Seperti biasa 9 tangkai bunga Anyelir putih.Seperti kesukaanmu.  Akan nampak indah menghiasi kamarmu. Bye Vanny ku...” perkataannya untuk pamit pulang kembali dan kembali meninggalkanku setiap sore selama beberapa bulan ini. Diiringi sebuah kecupan kecil di keningku. Aku hanya mengangguk pelan. Malas membalas perkataannya.
            Matahari sudah enggan menampakkan wajahnya, lebih memilih untuk bersembunyi dibalik indahnya cahaya purnama yang syahdu. Inilah dimana semuanya akan mulai. Inilah awal dari semua titik kulminasiku. Aku akan berubah !! Berubah menjadi diriku yang lain ! Kau bingung aku juga sama. Entah apa yang terjadi padaku ini. Aku merasa seperti memiliki bagian diriku lainnya dari bagian diriku. Entahlah  aku bingung setengah mampus!!
            Malam semakin pekat, aku seperti melihat bagian diriku itu. Dengan jelas. Aku sangat cantik waktu itu. Gaun merah satin dengan design yang mewah melekat pas di tubuhku, serasi . Rambut panjangku terurai indah dengan gaya rambut seperti artis-artis di televisi yang setiap hari kulihat di kamarku. Kaki indah terlihat anggun dengan sentuhan sepatu Stiletto tinggi berhak 10cm berwarna merah keemasan, mengagumkan ! Apalagi wajahku ! Kupikir artis-artis televisi itu kalah, bahkan mungkin model profesional pun tak sebanding. Namun apa itu? Aneh sekali dengan sesuatu yang yang berada di dadaku.
            Bukan! Itu bukan kalung! Lalu apa? Benda itu mengalungi leherku. Namun apa benda itu ? Seperti sebuah kilatan logam yang tajam ! Itu pisau belati! Yah pisau belati yang tajam sekali! Bahkan untuk membunuh seseorangpun hanya menggoreskan dengan pelan belati itu ke urat nadinya.  Namun mengapa  ada pisau belati terkalung di leherku ?Terkalung tepat berdaa di tengah-tengah dadaku.  Lalu belati itu berlumuran darah berwarna merah pekat ? Saat sepertinya aku sedang menjadi wanita tercantik sedunia, apa hubungannya dengan pisau belati ?
            “ Aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhh..........!!!!!!!!” sesuatu itu mengejutkanku hingga aku berteriak
            Sesuatu itu mengerikan ! Banyak tetesan darah yang mengalir dari sesuatu yang bergantung persis didepanku. Seutas  tali menjerat leher mereka masing-masing! Kondisi mereka mengenaskan! Seluruh tubuh telah mati terbujur kaku. Pucat pasi ! Tanpa darah yang mengalir lagi! Lidah mereka menjulur  keluar dari mulutnya! Dalam kondisi tergantung! Dengan bekas-bekas tujaman belati yang menghujam tubuh mereka. Darah telah bersimbah dimana-mana. Aku mendengar suara-suara itu.
            “ Vanny kaulah yang membunuhnya!! Kau yang membunuh mereka! Kau vanny! Pembunuh! Pembunuh !! Pembunuh !! Pembunuh !! “ suara itu semakin mempengaruhi diriku
            “ Bukan diriku yang membunuhnya! Bukan aku! Bukan aku! Tidak!!!! “ teriakanku bergema
            “ Kau pembunuh Vanny! Pembunuh ! Kau pembunuh !! “ suara yang tak jelas asalnya itu semakin menakut-nakutiku
            “ TIDAK !!!!! BUKAN AKU !!! AKU BUKAN PEMBUNUH !!! “ sanggahku
            “TIDAK !!!BUKAN AKU YANG MEMBUNUH MEREKA! AKU TIDAK MUNGKIN MEMBUNUH IBUKU ! MEMBUNUH REZTA !! TIDAK MUNGKIN !! “ 

               Aku terbangun dari mimpiku. Mimpi burukku. Mimpi yang entah mengapa selalu datang kepadaku setiap malam menemani tidurku. Keringat dinginku bercucuran dengan deras. Membasahi seluruh tubuhku hingga hampir seluruh tubuhku basah kuyup karena keringatku. Aku takut ! Aku benar-benar takut! Apa sebenarnya maksud dari mimpi itu? Mimpi itu sudah berkali-kali menghampiriku dalam beberapa hari, atau beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan terakhir. Entahlah !! Sudah terlalu sering mimpi itu mendatangiku! Memberikan sebuah rasa takut yang tak bisa kuhilangkan ! Apa sebenarnya maksud mimpi itu...
            Matahari telah bersinar dengan terik, berusaha menerobos masuk ke tempat tidurku untuk membangunkanku dari sela-sela jendela bergorden putih yang kokoh. Kembali aku bermimpi dengan mimpi yang sama. Entah sudah  terlalu sering. Aku takut. Apa hubungannya belati itu dengan diriku? Kenapa waktu itu aku sebagai pembunuh? Padahal aku bukan pembunuh! Aku bukan pembunuh!
Kulihat sekelilingku. Tidak ada yang berbeda. Semuanya tampak sama. Aku hendak berangkat dari tempat tidurku namun sebuah bunyi hantaman benda berat menyentuh lantai menghentikan langkahku. Kulihat sekeliling.Tidak ada benda satupun yang terjatuh di kamarku. Kenapa aku seperti mendengar sesuatu? Ah sudahlah mungkin hanya halusinasiku saja
Tok....tok...tok  kudengar suara pintu diketuk dari diluar. Kuintip dari balik jendela. Oh, ternyata seorang wanita muda berseragam putih putih khas untuk para suster atau perawat menenteng sebuah nampan berisi makan pagiku dan ya seperti biasa beberapa obat yang hanya kuanggap permen saja. Aku sudah terbiasa dengan semua itu. Apalagi obat-obatannya, rasanya seperti permen. Aku sangat tahu siapa dia. Dialah Mira, sahabatku, teman terbaikku, juga yang selalu membantuku selama aku dititipkan di sebuah tempat yang dimiliki oleh temannya Rezta. Yah disini ! Di rumah keduaku. Aku sangat nyaman tinggal disini,padahal aku tak tahu tempat apa ini. Aku juga terkadang kangen dengan ibuku.
            “Mira ! Bisakah kau membantuku ? “ tanyaku sambil membukakan pintu untuknya
            “Hah... ada apa ? Eh.. nih sekalian aku bawakan seperti biasa nasi goreng spesial untuk sarapanmu “ jawabnya sambil meletakkan nampan itu diatas meja
            “ Bisakah kau membantuku? “ tanyaku sekali lagi
            “Memangnya ada apa? Ada yang kau inginkan ? Katakan saja padaku” dengan tulus diucapkannya
            “ Sebenarnya tempat apa ini? Semuanya rasanya mengurungku dalam jeruji tak kasat mata, sebenarnya apa yang terjadi padaku ? “ kata-kataku keluar saja tanpa pikir lagi
            Kulihat ada sesuatu yang disembunyikan dari Mira. Dia sepertinya kebingungan menjawab pertanyaanku. Rasanya ada ketakutan bila dia memberitahukan jawabannya padaku. Apa ini?
            “ ehm... ehm... anggap saja ini liburanmu. Sudahlah, tidak usah dipikirkan. Dan ini ada sebuah surat kutemukan di depan pintu kamarmu Vanny. Ini suratnya” sambil menyerahkan sebuah surat berwarna putih namun harum parfumnya seperti parfum seseorang yang kukenal.
            “ Terimakasih. Kau sudah banyak membantuku.” Jawabku
            “ Sama-sama. Itu memang sudah kewajibanku. Aku pergi dulu ya” jawabnya sambil menutup pintu kamarku
            Sebuah surat? Dari siapakah ini? Sepertinya aku kenal dengan tulisan tangannya, harum parfumnya. Kubuka sepucuk surat itu. Darahku serasa tiba-tiba berdesir. Jantungku berdegup kencang !!


Siapakah pengirim surat ini ? Mengapa dia mengetahui semua mimpiku? Mengapa ? Darimana dia tahu ini ? Ketakutanku semakin menjadi-jadi. Keringat dinginku kembali mengalir deras kesekujur tubuhku. Ada apa ini? Semuanya terasa gelap! Aku takut ! Aku takut akan ketakutanku. ! Bulu kudukku merinding semua.
            Apa ini ?? Apa yang akan terjadi nanti malam ? Ibu ! Rezta ! Tolong aku ! Dimana kalian ? Lalu siapakah pengirim surat itu? Parfumnya sepertinya akrab di diriku. Anyelir putih? Siapakah itu? Bukannya yang selalu membawakanku 9 tangkai bunga anyelir adalah Rezta. Rezta adalah satu-satunya orang yang kupercaya saat ini. Rezta adalah pacarku! Lalu jika memang ia yang mengirimkan surat itu, apa maksudnya. Bukannya ia sangat menyayangiku.
            Gaun merah. Stilleto merah keemasan. Rambut indah terurai. Dan belati itu. Semuanya apa hubungannya? Lalu siapakah Anyelir putih ini. Apakah Rezta. Rasanya tidak mungkin. Lalu siapa? Lagipula siapa yang tahu semua tentang mimpiku? Selain Rezta. Siapa lagi?
            Lamunanku terbuyar saat seseorang mengejutkanku dari belakang. Semilir angin sore dibawah pohon yang menyejukkan tak mampu mengalahkan keterkejutanku.
            “ Vanny ! hayo sedang ngapain ? Nggak baik melamun ! “ Mira mengejutkanku
            “ Ternyata kamu Mira ! Ngapain sih ngejut-ngejutin ! Kaget nih !” jawabku dengan kesal
            “ Nggak ada apa-apa. Cuman iseng aja. Hehe... “ iseng sekali Mira
            “ Mira, kamu adalah orang yang selalu berbuat baik padaku. Bolehkah aku menceritakan sesuatu kepadamu ? Hanya kau dan aku yang tahu. “ kataku meminta pertolongannya
            “ Baiklah. Apa itu”
            Kuceritakan semuanya. Betapa aku sangat menyayangi ibuku, ayahku, dan Rezta. Aku sangat menyayangi Rezta. Namun entah kenapa terbesit wajah cemburu saat aku bercerita tentang Rezta. Entahlah tidak apa-apa bagiku. Lalu aku menceritakan tentang mimpiku. Mimpi buruk yang selalu menghantuiku. Dan juga surat itu. Entah kenapa setelah aku menceritakan semuanya aku merasa seolah-olah ada beban yang lepas dari diriku. Aku ingin meminta bantuan Mira
“ Mira. Bisakah aku meminta bantuanmu. Bisakah kau menemaniku dikamarku malam ini. Hanya malam ini. Bisakah kau. Siapa tahu aku bermimpi buruk lagi. Maukah kau?”  pintaku
            “Baiklah. Asalkan kau memberikanku bunga anyelir putih yang ada dikamarmu. Aku sangat menyukainya. “ jawabnya
            “ ehm.. sebenarnya aku sedikit keberatan karena bunga itu dari Rezta. Tapi tidak apa-apa. Toh besok dia akan membawakanku bunga anyelir lagi. Tapi kau mau kan menolongku?pintaku lagi
            “ Otre deh !” senyum genitnya memaksaku mencubit pipinya yang rada tembem. Gemas!
            Hilang sudah rasa takutku untuk malam ini. Yah malam ini. Walaupun ketakutanku itu masih menggerogoti hatiku. Oh ya... Tumben Rezta jam segini belum menemuiku. Aku kangen dia. Aku kangen suaranya. Ahh... Itu dia !!
            “ Sore Vanny ku... maaf aku terlambat datang kesini. Tadi macet.” Katanya
            “ Iya.. Nggak papa kok. “ jwabku
            “ Aku punya kabar bahagia untukmu, Vanny .” kata Rezta dengan nada gembira
            “ Apa itu “ penasaranku muncul
            “ Surat inilah yang membawa kabar gembira itu untukmu juga untukku.”
            Dikeluarkannya sepucuk surat dari kantong jaketnya. Langsung saja aku merebutnya cepat dari tangannya ke tanganku. Secepat kilat kubuka. Dengan lincahnya aku menahan gerakan tangannya yang menahanku untuk membuka surat itu.
            Sebuah surat dari Rumah Sakit Jiwa Bakti Warsada. Tertulis  nama : Geovanny Milrenona, telah dinyatakan sembuh dari penyakitnya setelah menjalani  4 bulan rehabilitasi dan berhak untuk kembali menjalani hidup tanpa ada campur tangan pihak rehabilitasi kecuali jika dalam suatu waktu, penyakit yang disebutkan kembali diderita. Tertanda Kepala Rehabilitasi Bakti Warsada: Mira Astari.
            Aku? Kenapa ada namaku disitu?Geovanny Milrenona? Sembuh? Dari penyakit apa? Rehabilitasi Bakti Warsada ? Sakit apakah aku? Ada apa denganku? Apakah psikologisku terganggu? Kurasa tidak. Rehabilitasi ? Untuk apa?
            “ Apa ini Rezta ? Aku sembuh dari apa ? Ternyata selama ini aku di rehabilitasikan? Kenapa?”
Aku bisa jelaskan semuanya Vanny sayangku. Aku bisa jelaskan. “ Rezta mempertegas suaranya.
            “ Jelaskan semuanya padaku ! Aku sembuh dari apa ? “ kataku kesal
            Rezta mencoba menurunkan nada suaranya. Mencoba menjelaskan sesuatu kepadaku. Aku ternyata mengalami penyakit psikologis. Schizophrenia. Yah, aku penderita Schizophrenia, penyakitku unik. Bukan fisik yang diserang namun sisi psikologisku. Aku sering mengalami delusi tentang  identitas personalku,keadaan sekitar atau lingkungan sosialku, dan punya penyakit mental. Atau di masyarakat awam, aku dikatakan orang yang punya lebih dari satu kepribadian dalam diriku. Tapi aku merasa aku baik-baik saja. Tidak ada yang salah dengan diriku. Apalagi kepribadianku. Aku biasa-biasa saja.
Rezta  mengatakan aku mulai bersikap aneh ketika aku terus-terusan memintanya membelikanku anyelir putih.Aku tidak tahu darimana aku bias menyukai bung anyelir, putih lagi. Padahal anyelir putih adalah lambang duka dari meninggalnya seseorang, putih berarti suci. Namun itukan terserah orang yang memiliki selera. Anyelir putih menurut buku yang kubaca juga melambangkan cinta yang murni, cinta yang suci. Aku suka itu. Aku dan Rezta.  
            Setelah aku sudah terlanjur suka dengan anyelir putih, sikapku sudah mulai aneh.  Rezta merasa aku mulai aneh. Tingkahku selalu berubah-ubah. Setiap hari. Kadang-kadang aku seperti seorang anak kecil yang manja, atau aku menjadi pribadi yang emosional, bahkan aku pernah menjadi seseorang yang sangat diam, terlalu acuh dengan lingkungan sekitar.Itu belum seberapa. Malahan aku pernah memiliki kepribadian seperti seorang malaikat yang sangat baik. Dan tak jarang aku seperti memiliki teman khayalan katanya. Aku seperti selalu berbicara sendiri, padahal aku yakin saat itu aku sedang berbicara dengan seseorang.
            Saat itu aku merasa jenuh. Bosan. Muak . Aku merasa sudah mencapai titik kulminasiku. Benar-benar jenuh, bosan, muak, letih, gelisah dengan diriku sendiri. Aku merasa ada diriku yang lain di diriku sendiri. Tapi aku merasa baik-baik saja. Malahan saat Ibu dan Rezta  menyarankanku untuk pindah ke tempat yang dulunya aku tidak tahu kalau itu rehabilitasi aku terima-terima saja, bahkan aku nyaman tinggal disini.Aku bias bebas lepas dari semua kejenuhanku, kebosananku.  Rezta menyarankan Ibuku untuk memasukkanku ke rehabilitasi ini setelah ia berbicara dengan temannya yang ahli psikolog atau psikiater sekaligus pemilik rehabilitasi. Hanya saja ada hal-hal yang tanpa kusadari ‘menyembuhkanku’.
            “ Namun itu semua sudah lalu Vanny ku. Itu masa lalu. Sekarang kau sudah sembuh. Aku tidak `akan membiarkan kau kembali menjadi seperti dulu.Aku akan selalu menjagamu. Seperti kelopak-kelopak anyelir yang rapat menjaga putiknya. “
            “ Namun apa yang menyebabkan aku menjadi Schizophrenia ?” tanyaku  bingung
            “ Aku tak tahu. Namun kata Mira. Itu bisa terjadi karena adanya kejenuhan terhadap diri sendiri. Juga adanya pengaruh aroma relaksasi yang membuatnya menjadi ketagihan hingga merangsang otak untuk berperilaku dan memiliki kepribadiann yang berbeda.” Jelasnya padaku
            “ Ok. Aku kan psikolog juga. Haha... “ kataku bercanda
            “ Vanny sudah sore. Besok pagi aku jemput ya. Besok aku akan membawamu ke sebuah tempat yang mengagumkan. Hanya untukmu. Bye sayangku... “ pamitnya
            Aku hanya mengangguk pelan. Aku lupa tanya tentang surat itu. Apakah mungkin memang Rezta yang mengirimnya ? Kurasa tidak. Aku capek dengan semua ini. Oh ya, Mira sudah ada di kamarku? Mungkin sudah. Jam kerjanya sudah lewat dari tadi, lagian ternyata dia adalah kepala rehabilitasi ini. Baru tahu aku. Sudahlah.
            Kupandangi  9 tangkai bunga anyelir putih yang ada divas bunga. Indah. Menawan. Bentuknya yang indah, kelopak-kelopaknya yang rapat , aku ingat perkataan Rezta, dia akan menjagaku bagai kelopak bunga anyelir yang menjaga putiknya. Aku sayang Rezta. Aku juga heran, kenapa aku suka bunga Anyelir putih? Kenapa juga aku suka bunga Anyelir dengan jumlah 9 ? Walaupun aku tahu Anyelir putih itu lambang duka orang meninggal? Apakah benar lambang cinta yang suci? Membingungkan.
            Kucium harum semerbak bunga Anyelir putih. Tiba-tiba rasa kantukku menguasai diriku. Rasa kantuk yang sangat berat, tak bisa kutahan lagi. Tiba-tiba saja aku terlelap di tempat tidurku sementara  Mira sudah dari tadi tidur  terlelap di tempat tidurku. Aku rasa aman, tidak akan ada yang kutakuti untuk menghadapi surat ancaman itu.
            Teengteng... jam dinding dikamarku berbunyi. Tepat jam 12 malam. Aku terbangun ! Aku menunggu dengan penuh rasa takut. Keringat dinginku bercucuran. Apa yang bakal terjadi? Apa?  Kutunggu terus hingga mataku hampir sulit untuk terpejam. Tiba-tiba...
            Sekelebat bayangan hitam bergerak cepat di depan mataku.Bergerak perlahan memasuki kamarku melalui pintu kamarku. Seseorang itu semuanya terlihat hitam. Seseorang yang mengirimkan surat itu untukku. Siapakah itu? Aku mencoba untuk tidak bersikap gegabah. Aku berpura-pura untuk seperti orang tidur. Bayangan itu semakin mendekat. Sebuah kilatan benda tajam berkilau , digenggamnya dengan erat . Bersiap-siap menghunus sebuah benda tajam kepadaku. Tubuhku semakin bergetar. Rasa takutku semakin mencekam erat diriku. Ketakutanku semakin menjadi-jadi.
Bayangan itu semakin mendekat. Makin mendekat, semakin mendekat, semakin mendekat hingga aku bisa merasakan desah napasnya. Tubuhku bergetar. Menggigil tak menentu perasaanku.           
Benda berkilat sudah siap terhunus ke arahku. Aku bingung apa yang harus kulakukan.Sementara aku hampir berada di ujung akhir hidupku. Tak sempat  kulirik lagi Mira yang berada dibelakangku.  Diriku terdiam. Tak bisa lagi mulutku  berteriak membangunkan Mira untuk membantuku melawan sosok tak dikenal ini.
            Dengan nekat aku berontak tanpa sadar. Kuhidupkan lampu meja yang ada di dekatku secepat mungkin. Mencoba melakukan segala pertahanan, kucoba untuk menyerangnya sambil menghindari sabetan-sabetan itu. Ntah kekuatan darimana aku bisa seperti itu.
Aku serang dia bertubi-tubi dengan segala kepalan tinju dan segala tendanganku. Cukup sulit untuk mengalahkannya. Hingga akhirnya gerakannya mulai melemah kelelahan, dan sekuat tenaga kulumpuhkan hingga akhirnya bisa aku tangkap seseorang itu. Tak kusangka. Ternyata dia adalah Mira !! Sungguh tak kusadari ternyata yang berada di belakangku tadi hanyalah bantal guling yang ditutupi selimut untuk mengelabuiku.
            Kulumpuhkan Mira dengan gerakan mengunci lawan. Mira pun tak berkutik.
            “ Ada apa ini Mira ? Mengapa kau ingin membunuhku? Apa salahku ? “ tanyaku kesal
            “ Semuanya karna Rezta ! Semuanya karena Rezta sangat mencintaimu! Kau merebutnya dariku ! Rezta itu milikku. Milikku !! “ jawabnya penuh rasa kesal
            “ Aku tidak merebut Rezta! Mengapa kau lakukan ini semua?” kataku
            “ Ini semua salahmu ! Telah merebut Rezta dariku. Aku adalah tunangan Rezta sebelum dirimu. Kami berpisah karena keegoisanku. Namun ketika aku menyadari bahwa aku tak bisa kehilangan Rezta. Aku mulai mencari-cari cara untuk melenyapkanmu. Apalagi saat itu Rezta bercerita tentang kau padaku. Aku sebagai seorang psikolog tahu kau sedangmengalami Schizophrenia yang sangat menguntungkan bagiku. Aku bisa menjebakmu ke permainanku hingga akhirnya aku bisa melenyapkanmu. Aku sudah menyusun rapi semua rencana untuk membunuhmu hingga malam ini. Apalagi kau masuk perangkapku, dengan memintaku menemanimu malam ini,mempermudahkanku untuk melakukan rencanaku. Tak kusangka kau kuat juga. Sangat kuat untuk orang sakit jiwa !! “ kata Mira penuh guratan dendam
            “ Bukan aku yang sakit jiwa !! Tapi kau Mira ! Kau ! Kau yang sakit jiwa! Kau yang pembunuh Mira ! Kau gila! Kau ingin membunuhku demi mendapatkan cinta Rezta ! Kau gila Mira! Gila!
mm
“ Aku tidak gila ! AKU TIDAK GILA !! AKU BUKAN PEMBUNUH ! AKU TIDAK PERNAH MEMBUNUH SESEORANG ! AKU BUKAN PEMBUNUH !! TIDAK !! “ Emosi Mira tak terkendali
            Belati yang dipegangnya tadi terjatuh. Tangisnya pecah. Membahana ke seluruh sudut kamar ini. Dia benar-benar seperti orang gila! Psikologisnya sudah terganggu, sangat rapuh! Aku benar-benar merasa takut melihatnya, dia bisa saja nekat menghabisiku. Tapi tiba-tiba tangannya mengambil belati,namun anehnya dia malah menuju ke arah vas bunga anyelir putihku. Apa yang akan dilakukannya? Diriku kalut dalam suasana mencekam ini.
            Dipegangnya 9 tangkai Anyelir putihku itu, digenggamnya dengan erat di dada, diciumnya harum semerbak bunga itu. Digerakkan belati itu seperti hendak memotong bunga Anyelirku. Jangan! Itu bunga kesayanganku.
Namun aku salah !! Dihunuskan belati tajam itu kearah dadanya, tepat disamping kanan dimana ia menggenggam erat bunga itu. Aaahhh.... Mira bunuh diri !!!
“ Ingatlah Geovanny Milrenona. Aku yang meminta Rezta mengabulkan permintaanmu dengan Anyelir putih berjumlah 9,sesuai namamu, nona berarti 9. Aku juga yang telah mempengaruhimu untuk menyukai anyelir karena harumnya bunga itu dalam jumlah yang cukup banyak bisa mempengaruhi otakku dan akhirnya bias menggangu psikologismu. Aku pintar bukan! Aku telah menyusun semua rencana!! Ingatlah semua ini. Ingatlah Vanny! Ini semua terjadi antara aku, kau, Rezta dan 9 tangkai Anyelir putih ini. “ ucapan terakhirnya saat ia menutup mata dan mengakhiri seluruh perjalanan hidupnya.  Menghembuskan nafas terakhirnya.
            Aku hanya bisa duduk terdiam. Membisu.Tak berkutik.Tak berdaya. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan saat itu. Aku hanya lemas sambil memandangi Anyelir putih yang telah berwarna merah separuh karena darah Mira yang mengalir deras. Menodai putihnya lambang cinta yang murni, yang suci.
 Semuanya tiba-tiba terasa gelap di mataku. Aku rasakan tubuhku yang kian melemah. Mataku berkunan-kunang. Aku seperti susah bernafas. . Bruukk… !! Aku pingsan . terbaring lemah. Yang terlihat olehku hanyalah 9 anyelir putih yang separuh merah karena darah. Cinta yang murni, yang suci yang ternodai.




Cerita ini terbagi menjadi 31 cerita yang merupakan karya tangan anak-anak kelas XA SMAN 1 Pemali. Cerita ini saya buat untuk mengenang masa-masa indah bersama teman-teman di sekolah. Mudah-mudahan nanti akan saya publikasikan juga Cerpen karya anak-anak XB.


Tetap bersama baygag karena blog ini akan terus di update  :)

Temukan 31 Seri cerita lengkapnya!!! klik di sini

Site search

Free Backlinks